Senin, 23 Maret 2015
Tea Set Rokok tjap Delima
Kisah kretek bermula dari kota
Kudus. Tak jelas memang asal usul yang akurat tentang rokok kretek.
menurut kisah yang hidup dikalangan para pekerja pabrik rokok, riwayat
kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar
1870-1880-an. Awalnya, penduduk asli kudus ini merasa sakit pada bagian
dada. Ia lalu mengoleskan minyak cengkeh. Sakitnya reda. Djamari lantas
bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk
dilinting menjadi rokok.
Kala
itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari
melakukan modifikasi dengan mencampur cengkeh. Setelah rutin menghisap
rokok ciptaannya. Djamari merasa sakitnya hilang. Ia mewartakan penemuan
ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini menyebar cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir.
Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "kemeretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya, kretek ini dibungkus "klobot" atau daun jagung kering. Dijual per ikat dimana setiap ikat terdiri dari 10 , tanpa selubung kemasan sama sekali.
Rokok
kretek kian dikenal. Namun tak begitu dengan penemunya Djamari
diketahui meninggal pada1890. Siapa dia dan asal-usulnya hingga kini
masih remang-remang. Hanya temuannya itu yang terus berkembang. Sepuluh
tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan
Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus.
Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di ndonesia.
Beberapa
abad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak
lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat
dalam Kisah Roto Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang
dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang
kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot"
(rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli
terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.Awal usaha Kretek
Nitisemito
sendiri seorang buta huruf, dilahirkan dari rahim Ibu Markanah di desa
Janggalan dengan nama kecil Rusdi. Ayahnya, Haji Sulaiman adalah kepala
desa janggalan. Pada usia 17 tahun ia mengubah namanya menjadi
Nitisemito. Pada usia ini, ia merantau keMalang, Jawa Timur untuk
bekerja sebagai buruh jahit pakaian. Usaha ini berkembang sehingga ia
mampu menjadi pengusaha konfeksi. Namun beberapa tahun kemudian usaha
ini kandas karena terlilit hutang. Nitisemito pulang kampung dan memulai
usahanya membuat minyak kelapa, berdagang kerbau namun gagal. Ia
kemudian bekerja menjadi kusir dokar sambil berdagang tembakau. Saat
itulah dia berkenalan dengan Mbok Nasilah, pedagang rokok klobot di
Kudus.
Mbok Nasilah, yang juga dianggap sebagai penemu pertama rokok kretek, menemukan rokok kretek untuk menggantikan kebiasaan nginang pada sekitar tahun 1870.
Di
warungnya, yang kini menjadi toko kain Fahrida di Jalan Sunan Kudus,
Mbok nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering
mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang
sering dilakukan para kusir mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah,
sehingga dengan menyuguhkan rokok, ia berusaha agar warungnya tidak
kotor.
Pada
awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan menambahkan
cengkeh ke tembakau. Campuran ini kemudian dibungkus dengan klobot
atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini disukai
oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya
adalah Nitisemito yang saat itu menjadi kusir.
Nitisemito
lantas menikahi Nasilah dan mengembangkan usaha rokok kreteknya menjadi
mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi label
rokoknya "Rokok Tjap Kodok Mangan Ulo" (Rokok Cap Kodok makan Ular). Nama ini tidak membawa hoki malah menjadi bahan tertawaan. Nitisemito lalu mengganti dengan Tjap Bulatan Tiga. Lantaran gambar bulatan dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M. Nitisemito).
Bal
Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah 10 tahun
beroperasi, Nitisemito mampu membangun pabrik besar diatas lahan 6
hektar di Desa jati. Ketika itu, di Kudus telah berdiri 12 perusahaan
rokok besar, 16 perusahaan menengah, dan tujuh pabrik rokok kecil (gurem). Diantara pabrik besar itu adalah milik M. Atmowidjojo (merek Goenoeng Kedoe),
H.M Muslich (merek Delima), H. Ali Asikin (merek Djangkar), Tjoa Khang
Hay (merek Trio), dan M. Sirin (merek Garbis & Manggis).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Followers
Koleksi kami
- Ada blm terjual 01 (24)
- Ada blm terjual 02 (10)
- Ada blm terjual 03 (6)
- alat musik (1)
- Aneka besi (2)
- Bel (8)
- Botol (15)
- Buli - buli (1)
- Camera Antik (1)
- Djerigen (1)
- Enamel (49)
- Etalase (1)
- Etalase Kayu (1)
- Filter air (5)
- Gantungan kayu (12)
- Gembok djadoel (1)
- Gilingan Kuno (26)
- Iklan (69)
- Jam djadoel (20)
- Kacip Antik (1)
- Kap Lampu (13)
- Kapstok (19)
- Keramik (23)
- Kipas angin antik (15)
- Koleksi pribadi (4)
- Lampoe Aladdin (9)
- Lampoe badai (1)
- Lampoe Camerco (15)
- Lampoe Dinding (8)
- Lampoe djadoel (14)
- Lampoe Gantoeng (35)
- Lampoe Jago (34)
- Lampoe Kerek antik (40)
- Lampoe kolonial (1)
- Lampoe meja antik (24)
- Lampoe Minyak (37)
- Lampoe Napoleon (1)
- Lampoe Oenik (14)
- Lampu (1)
- lampu jago (1)
- Mainan Djadoel (2)
- Mesin Djadoel (3)
- Mesin Tik Antik (8)
- Nampan / Talam antik (19)
- Nampan Djadoel (29)
- Not for Sale (4)
- Onderdil an (5)
- Oriental (8)
- Perabot Rumah Tangga (19)
- Peralatan Antik (4)
- Peralatan kantor (3)
- Peralatan Kayu (2)
- Pernik Antik (12)
- Plang besi (11)
- Porselen Antik (5)
- Radio djadoel (25)
- Setrika (32)
- Tea set (9)
- Telephone (8)
- Timbangan Antik (17)
- Tin Box (3)
- Tintoys (8)
- Toples (46)
- Vas Antik (14)
- Ventilasi (6)
- Washtafel Kuno (2)
- Zold out (729)
Top 10
About Me
Klitikan Antik
-
Hotel Tiong Hoa Semarang - Kertas lawas Iklan Hotel TIONG HOA Jalan Depok 38 Semarang5 tahun yang lalu
Jumlah kunjungan
Contact
Terimakasih soedah berkenan mengoenjoengi Blog kami silahken melihat-lihat barang koleksi Damar Antik pabila Toean dan Nyonyah ada minat djangan ragoe oentoek menghoeboengi kami via WA 0878 3116 5515 atawa SMS 081 229 07 5 07 oentoek tjek kondisi, ketersediaan barang dan pemesanan
Harga damai sadja tjoema beloem termasoek Ongkos kirim (Ongkir) jang lebih penting akoer dan semoewa fihak poewas.
Barang segera kami kirimken kealamat penerima sesoedah pembajaran kami terima, Transfer dapat dilakoekan lewat :
BCA : 252 065 8605
Mandiri : 136 000 200 5277
A/n : Ign. Yuli Widianto Klik Salah satu Icon untuk pembayaran via internet bankingTinggalkan pesan
Top 10 minggu ini
-
Iklan enamel DAWSON'S HET BESTE SCHOENWERK ukuran 90 x 60cm kondisi original lawas.
-
Lampu Hassag made in Germany bisa difungsikan sbg lampu meja tapi bisa juga berfungsi sbg lampu dinding.
-
Nampan dan piring enamel motif ikan bader kondisi mulus.
-
Kapstok Jati Oval kaca diganti kaca beuvel baru panjang 81cm tinggi 50cm...
-
Lahir pada tahun 1792 , Caspar Hermann Heye merupakan pendiri perusahaan Hermann Heye, Pada tahun 1819 Ia memfokuskan produksi ...
-
Vas bunga Ceprok biru kaca lapis ukuran tinggi - / + 19cm.
-
-
Setrika antik bahan dari kuningan motif segitiga
-
Lampoe teplok CAMERCO warna Hijau ini motifnya berbeda dengan Camerco # 01 yang istimewa terdapat LOGO CAMERCO di bagian bawah Tempat Mi...
-
Lampoe Teplok CAMERCO Hijau
0 komentar:
Posting Komentar